Tak Cuma Inovasi! Ini Jurus Rahasia UMKM Bandung yang Bikin Omzet Melejit

Rahasia di balik kesuksesan UMKM fashion asal Bandung ini terungkap, bukan hanya soal inovasi produk, tapi juga kepedulian sosial yang membuat omzetnya tembus ratusan juta rupiah dan dilirik pembeli dari mancanegara.

Berawal dari terbatasnya pilihan busana modest modern pada tahun 2003, Netaly, brand fashion lokal, mencoba menjawab tantangan dengan terobosan unik.

Mereka memadukan material khas Nusantara seperti batik, tenun, dan sarung dengan desain modern dan detail sulam tangan. Berbagai inovasi pun terus mereka kembangkan, termasuk yang sempat booming saat memadukan sarung dan denim.

Namun, Yuli Lubis, Founder Netaly, meyakini bahwa inovasi bukanlah satu-satunya kunci sukses.

Ia percaya, sebuah usaha harus bisa memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Filosofi inilah yang menjadi jurus rahasia mereka.

Netaly memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar lokasi usaha untuk mengerjakan detail sulam tangan.

“Kami melibatkan ibu-ibu sekitar untuk mengerjakan detail sulam tangan. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan tambahan penghasilan sekaligus punya keterampilan baru. Jadi Netaly tidak hanya mengembangkan brand, tapi juga memberi dampak positif bagi komunitas,” ungkap Yuli, dikutip Minggu (21/9/2025).

Titik balik kesuksesan UMKM fashion asal Bandung ini terjadi pada 2025. Saat itu, Yuli bergabung dengan Rumah BUMN BRI Bandung.

Melalui berbagai program seperti pelatihan, pendampingan, dan networking dengan sesama pelaku UMKM, ia mendapatkan support penuh untuk mengembangkan usahanya.

Puncaknya, Netaly berhasil meraih Juara 1 BRIncubator 2025 untuk Kategori Fashion & Beauty. Program pembinaan berjenjang dari BRI ini menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di level nasional dan global.

Saat ini, produksi bulanan Netaly mencapai ribuan potong busana. Koleksinya pun siap tampil di berbagai acara internasional, salah satunya di Melbourne, Australia.

Tak heran, omzetnya kini menembus ratusan juta rupiah per bulan dan menarik perhatian pembeli mancanegara.

Keberhasilan Netaly juga membuktikan komitmen BRI dalam mendukung UMKM naik kelas.

Melalui program-program pemberdayaan, BRI tak hanya memberikan akses permodalan, tapi juga pembinaan, pendampingan bisnis, serta membuka peluang pasar.

Bir Pletok UMKM Depok Mejeng di Thailand, Tembus Ajang Pameran Internasional

Bir pletok UMKM Depok tampil di Thailand lewat ajang Food Ingredients (Fi) Asia dan Vitafoods Asia 2025 yang digelar di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Rabu (17/9/2025).

Pameran terbesar di Asia untuk inovasi pangan dan nutraceuticals ini berlangsung hingga 19 September 2025.

Salah satu pelaku UMKM Depok yang unjuk gigi adalah Erna, pemilik Rosha Batavia Indonesia dari Kecamatan Beji, Kota Depok Jawa Barat.

Ia membawa produk khas Betawi seperti bir pletok, akar kelapa, hingga jahe merah instan.

“Harapan saya, produk khas Betawi bisa semakin dikenal, tidak hanya di Indonesia tapi juga di kancah internasional,” ujar Erna dikutip dari laman depok.go.id, Sabtu (20/9/2025).

Menurutnya, kesempatan tampil di Thailand menjadi momentum penting untuk memperkenalkan UMKM Depok ke pasar global.

Selain membuka peluang bisnis, keikutsertaan ini menunjukkan produk lokal mampu bersaing dengan merek internasional.

Partisipasi UMKM Depok di Bangkok sekaligus mempertegas identitas kota sebagai pusat kreatif dan kuliner.

Depok tidak hanya dikenal sebagai kota hunian dan pendidikan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk pangan khas Betawi.

“Kita ingin tunjukkan kalau Depok punya produk membanggakan, bercita rasa khas, dan siap bersaing di manapun,” tambah Erna.

Dengan langkah ini, Depok kian menegaskan komitmen mendukung UMKM agar naik kelas dan menembus pasar internasional.

UMKM Ini Sulap Ibu Rumah Tangga Jadi Penjahit, Produknya Dilirik Orang Eropa

UMKM ini sukses menyulap ibu rumah tangga menjadi penjahit handal. JJC Rumah Jahit, yang dirintis Jihan Astriningtrias di Jakarta Utara, kini bukan hanya menghasilkan busana siap pakai bernilai ekspor, tapi juga memberdayakan perempuan hingga mencetak omzet miliaran rupiah.

Rebranding pada Desember 2023 menjadi titik balik perjalanan bisnis JJC Rumah Jahit.

“Langkah ini kami ambil agar usaha dapat berkembang dan terus menjaga relevansi sekaligus menjawab permintaan konsumen sekaligus mendukung perempuan untuk tetap percaya diri dalam setiap aktivitasnya,” ujar Jihan, dikutip Sabtu (20/9/2025).

Transformasi itu tampak jelas lewat koleksi terbaru bertajuk Eunoia Jakarta yang diluncurkan 2025.

Koleksi outerwear siap pakai ini terinspirasi dari kehidupan kota Jakarta, memadukan kain tenun dan perca dengan detail bordir yang menggabungkan seni tradisional dan modern.

Di balik layar produksi, Jihan melibatkan banyak perempuan sekitar tempat usahanya.

“Kami melibatkan ibu rumah tangga untuk mempelajari berbagai keahlian fesyen, mulai dari pemotongan pola hingga finishing. Saat ini, sekitar 80% pekerja di butik rumahan kami adalah perempuan,” katanya.

Perjalanan bisnis fashion ini juga mendapat dukungan dari BRI. Sejak 2024, JJC Rumah Jahit tergabung dalam program Rumah BUMN BRI Jakarta.

Program ini memberi pelatihan online gratis, akses pitching, hingga kesempatan pameran untuk memperluas pasar.

Tahun ini, JJC Rumah Jahit menargetkan omzet hingga Rp1 miliar lewat pembenahan internal, inovasi produk, dan ekspansi B2B.

Produk UMKM ini bahkan sudah menarik minat wisatawan mancanegara, mulai dari Malaysia, Brunei, hingga Eropa.

Corporate Secretary BRI, Dhanny, menegaskan komitmen bank plat merah tersebut dalam mendampingi UMKM naik kelas.

Dari Tugas Kuliah Jadi Bisnis Sukses: Mahasiswa Ciptakan Kumora Cookies, Camilan Anti Stunting!

Kumora Cookies, camilan bergizi berbahan ikan tuna dan daun kelor hasil inovasi mahasiswa, kini berkembang menjadi bisnis rintisan yang sukses sekaligus mendukung upaya penurunan stunting di Indonesia.

Produk ini dirintis oleh Destia Ardha Dewati bersama teman-temannya pada 27 April 2024 melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW).

Awalnya, Kumora Cookies hanyalah proyek tugas kuliah. Namun berkat pendekatan yang serius, produk ini berkembang menjadi usaha riil yang menawarkan manfaat gizi sekaligus peluang ekonomi.

Destia dan tim melihat potensi besar dari dua bahan lokal, yakni ikan tuna yang tinggi protein dan daun kelor yang kaya nutrisi.

“Nama Kumora sendiri merupakan kepanjangan dari Kukis Ikan Tuna dan Moringa,” jelas Destia, dikutip dari laman resmi bank BRI, Minggu (3/8/2025).